TEMPO.CO, Jakarta - Manchester United dalam tekanan besar sebelum berlaga di kandang Brentford dalam pertandingan Liga Inggris pekan kedua, Sabtu malam, 13 Agustus 2022.
Mereka mengalami nasib berbeda dari pesaingnya pada pekan pertama lalu. Manchester City, Arsenal, Tottenham Hotspur dan Chelsea telah mengawali musim baru Liga Inggris dengan baik. Demikian pula Liverpool. Namun, MU mengawali dengan buruk.
Musim ini diawali MU tak semanis musim lalu. Kalau musim lalu mereka mencukur Leeds United 5-1 di Old Trafford, maka di tempat yang sama pekan lalu malah menyerah 1-2 kepada Brighton.
Hasil itu jadi ironi. Saat ini ada ekspektasi yang besar tersandar pada pelatih Erik ten Hag, terlebih setelah melewati tur pramusim yang menawan yang salah satunya dengan mengalahkan Liverpool 4-0 di Thailand sebulan lalu.
Para pendukung Setan Merah mengira Brighton akan mudah dibuat bertekuk lutut. Kenyataan yang muncul justru mengejutkan. Tapi, tak banyak yang menyalahkan pemain. Ten Hag juga dinilai telah menghadirkan pola bermain yang jelas dalam skuad Setan Merah.
Kritik justru dialamatkan kepada keluarga Glazer yang memiliki klub ini. Keluarga ini kembali menjadi sasaran murka pendukung Setan Merah, khususnya akibat gerak lamban manajemen dalam mendukung ten Hag menghadirkan skuad tangguh di Old Trafford.
Keluarga ini dinilai tak serius merombak skuad ketika tim-tim enam besar Liga Inggris lainnya agresif berbelanja.
Arsenal sudah membeli lima pemain baru, termasuk Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko dari Manchester City, serta Marquinos dari Sao Paulo.
Chelsea mendatangkan enam muka baru, termasuk Marc Cucurella dari Brighton, Raheem Sterling dari Manchester City, dan Kalidou Koulibaly dari Napoli.
Tottenham juga memperkuat diri dengan menghadirkan enam wajah baru, termasuk Ivan Perisic dari Inter Milan, Richarlison dari Everton, dan Clemenet Lenglet dari Barcelona.
Pun demikian dengan dua penguasa liga musim lalu; Liverpool dan Manchester City.
Liverpool mendapatkan Calvin Ramsay dari Aberdeen, Darwin Nunes dari Benfica dan Fabio Carvalho dari Fulham, sedangkan City sudah diperkuat Erling Haaland dari Borussia Dortmund, Stefan Ortega dari Arminia Bielefeld, dan Kalvin Phillips dari Leeds United.
Manchester United juga sudah mendapatkan tiga pemain; Christian Eriksen, Tyrlell Malacia, dan Lisandro Martinez. Tetapi ini tak cukup. Jangan bandingkan dengan Liverpool dan City.
Dua klub teratas Liga Inggris itu tak memiliki masalah seberat yang menimpa United. Keduanya memiliki tim yang merata kekuatannya yang bisa saling melapis sehingga tim tetap mengerikan dalam kondisi apa pun.
Liverpool dan Manchester City tak memerlukan bedah luar dalam seperti seharusnya ditempuh United.
Adalah mantan pelatih Setan Merah, Ralf Rangnick, yang merekomendasikan reformasi mendasar di Old Trafford agar bisa mengalami lagi masa jaya seperti era Alex Ferguson.
Tapi manajemen United tak terlihat mengerahkan segalanya dan membuat terobosan dalam upaya mendapatkan target-target utama, khususnya Frenkie de Jong.
Memang dengan hanya memiliki tiket Liga Europa, United tak menarik bagi pemain-pemain bintang seperti de Jong. Cristiano Ronaldo saja ingin meninggalkan United karena alasan ini.
Tetapi banyak kalangan menilai gerakan manajemen Setan Merah kalah ambisius dibandingkan Erik ten Hag.
Sehari sebelum bertandang ke kandang Brentford Sabtu malam ini, Ten Hag ditanyai wartawan 'berapa lama mengembalikan kejayaan di Old Trafford?'.
Ten Hag yang mempersembahkan tiga trofi juara Liga Belanda kepada Ajax Amsterdam, tak memberikan kerangka waktu, namun secara implisit dia ingin secepatnya mengubah United seperti tim yang didambakan suporternya.
Selanjutnya: Menanti tim juara